Dari FLP Mesir Sampai Novel Sejarah


2Oleh: Fitri A.B.

Minggu, 2 Maret 2014, FLP Sumut kedatangan tamu istimewa dari FLP Mesir. Beliau adalah Bang Indra Gunawan, Lc, penulis novel The Downfall of The Dynasty , ‘Ain Jalut dan Legenda 4 Umara Besar yang baru saja terbit. Kebetulan beliau adalah orang Medan dan sedang berada di Medan, jadi FLP Sumut “culik” beliau untuk bisa mendapatkan ilmu yang beliau punya.

Ada kebanggan tersendiri setelah menyadari dan tahu bahwa beliau adalah orang Medan. Entah mengapa pula, banyak penulis hebat yang merantau ke negeri orang dan ternyata asalnya adalah Medan atau Sumatera Utara. Jadi ingat konsep hijrah/ merantau dalam potongan syair indah Imam Syafi’i ini,

ما في المُقامِ لذي عقلٍ وذي أدبٍ مِنْ رَاحَة ٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب,

tidaklah berdiam di tempatnya orang-orang berakal dan beradab, dari rehatnya dia berpisah dan dari negerinya dia mengasingkan diri

سافرْ تجد عوضاً عمَّن تفارقهُ وانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَب

Merantaulah, engkau akan menemukan pengganti yang telah engkau tinggalkan, berusahalah, sungguh kenikmatan hidup ada pada kerasnya usaha

Barangkali, mereka terinspirasi dari syair tersebut. Kalau pun tidak, mereka semakin menguatkan saya tentang konsep merantau yang sebenarnya dan seharusnya. Ok, sip, lanjut ke acara pertemuan dengan Bang Indra. 🙂

Pertemuan diawali dengan sesi perkenalan. FLPers Sumut yang hadir ketika itu di antaranya, saya, Nurul, Ucha, Hidayati, Salwa, Dewi C, Dewi P, Mbak Ratna, Tiwi, Bang Roby, Cipta, Ari, Fahmi, dan Muftirom. Alhamdulillah, suasana pertemuan cukup cair dan menyenangkan. Pun hingga di sesi diskusi.

Bang Indra menyampaikan banyak hal dalam pertemuan itu. Berikut beberapa hal yang menjadi point penting menurut saya:

  1. Perlu memiliki Bank Diksi dan Bank Dialog untuk mempermudah penulis ketika menulis. Sehingga tidak terjadi kebuntuan saat proses menulis.
  2. Pun catatan harian untuk menulis hal-hal kecil yang kita temui. Ada saat dimana kita akan membutuhkan hal-hal kecil itu untuk kita sisipkan dalam tulisan yang akan kita tulis.
  3. Dalam membuktikan kebenaran suatu sejarah, kebenaran yang paling mendekati adalah yang paling valid datanya.
  4. Sekitar 1/3 isi Al-Qur’an isinya adalah seputar sejarah.
  5. 2 cara untuk maju dalam menulis, yaitu: pertama, menulis dengan kerendahan hati. Kedua, menulis dengan terpaksa (pembuktian kata-kata bahwa kita memang penulis dan bisa menulis apa yang kita bilang)
  6. Ada 2 manfaat yang bisa kita dapatkan dari menulis, yaitu sebagai sedekah jariah dan ilmu yang bermanfaat. Yang terpenting bukan bagaimana caranya agar penulis menjadi terkenal dan diingati, tapi bagaimana agar karya tulisnya menjadi abadi dan melekat di hati pembaca. Sebab tidak semua yang best seller itu bagus dan tidak semua yang tidak best seller itu tidak bagus.
  7. Dalam menulis novel berlatar sejarah, beda penulis beda apa yang diangkat dan ditonjolkan. Ada yang mengangkat sisi hikmah/ nilai dalam peristiwa sejarahnya dan ada pula yang mengangkat kebenaran-kebenaran sejarahnya secara mendalam.
  8. Tokoh pendamping atau pembantu dalam sebuah novel Sejarah boleh fiksi, sebagaimana beberapa tokoh pembantu/ pendamping dalam novel The Downfall of The Dynasty yang ditulis Bang Indra.
  9. Novel The Downfall of The Dynasty adalah novel yang ditulis tanpa direncanakan untuk menjadi sebuah buku. Tapi pada akhirnya ketika menjadi sebuah buku, berhasil memiliki pembaca yang minoritas tapi fanatik.
  10. Esensi dari menulis adalah mengungkap kebenaran dan kebaikan lewat tulisan. Dalam hal ini sastra bisa dijadikan sebagai pemanisnya.
  11. Memiliki “rival” dalam menulis bisa menjadi penyemangat dalam menulis.
  12. FLP dan nilai keislaman hal yang tidak bisa dilepaskan
  13. Penulis juga promotor untuk karyanya sendiri. Sukses menjadi penulis tidak sebatas menulis dan menerbitkannya. Kemampuan membangun dan menjaga jaringan juga perlu. Pun hubungan pertemanan dan persahabatan dengan orang-orang di sekitar kita.

Masih banyak lagi sebenarnya hal penting yang didiskusikan dalam pertemuan itu. Salah satunya soal FLP Mesir dan aktivitas kaderisasi di sana. Insya Allah semangat dan sistem kaderisasinya bisa dijadikan sebagai cermin untuk sistem kaderisasi di FLP Sumut.

Sebelum mengakhiri pertemuan ada sesi doorprize dari Bang Indra dan hadiahnya 1 novel The Downfall of The Dynasty. 1 novel lagi dihadiahkan beliau untuk FLP Sumut, Alhamdulillah. 🙂 Pertanyaan dari beliau saat doorprize tersebut sebenarnya cukup sederhana. Pertanyaannya soal sejarah Islam. Sayang sekali, tidak satu pun yang berhasil menjawab dengan sempurna (padahal referensinya ada di koleksi buku saya >_<). Begitu pun, hadiahnya tetap diberikan kepada yang jawabannya mendekati sempurna, yaitu Bang Roby.

Malu sebenarnya ketika ditanya hal sederhana seperti itu tapi tidak  berhasil menjawab. Tapi jadi semakin termotivasi untuk melahap bacaan yang berhubungan dengan shirah rasul, para sahabat, dan keislaman lebih serius.

Oh ya, pertemuan semakin semarak karena Mbak Ratna juga hadir meramaikan diskusi kali itu. Mbak Ratna Dks datang dengan info seputar penerbit dan kepenulisan. Thank you, Mbak Ratna. 🙂

Baiklah, reportase mini saya cukup di sini dulu. Mengutip perkataan Mbak Helvy Tiana Rosa bahwa tidak penting disebut penulis, pengarang atau sastrawan, yang penting terus berkarya. Lalu dengan rendah hati terus belajar menulis. So, mari terus berkarya dan rendah hati. 🙂

 

1

My simple room, Senin, 3 Maret 2014. Special thanks From FLP Sumut to Bang Indra Gunawan, Lc.

Tinggalkan komentar